Tingkat Depresi Tinggi: Tugas menjadi PNS di Jepang kerap kali dipandang sangatlah tuntut serta depresi. Beban kerja yang berat dan penekanan untuk menggapai obyek kemampuan khusus bisa bikin tugas ini tak menarik untuk banyak pribadi.
Struktur Promo yang Lamban: Di Jepang, prosedur promo dalam birokrasi condong pelan. Ini bermakna kalau perkembangan profesi dalam servis public dapat memerlukan waktu lumayan lama.
Opsi Profesi yang Lebih Fleksibel: Banyak masyarakat Jepang lebih sukai punya profesi yang makin lebih fleksibel ketimbang jadi PNS. Mereka condong menunjuk tugas di bagian swasta atau juga berupaya sendiri.
2. Korea Selatan: Penekanan dan Kompetisi Tinggi
Korsel mempunyai struktur servis public yang kuat, tapi jadi PNS di negara ini pula tak selamanya jadi alternatif yang memikat. Beberapa argumen kenapa penduduk link alternatif Korsel malas jadi PNS ialah:
Perebutan yang Ketat: Proses saringan PNS di Korsel amat bersaing, pada tingkat kompetisi yang tinggi sekali. Banyak orang-orang tidak sukses melintasi penyaringan awalnya.
Jam Kerja yang Lama: PNS di Korsel sering mesti bekerja dalam jam kerja yang panjang, serta penekanan performa begitu tinggi.
Elastisitas Karir: Rata-rata masyarakat Korsel cenderung pilih profesi yang memberinya bisa lebih banyak elastisitas, serta mereka kerap lebih ingin untuk bekerja di bidang swasta atau mulai usaha mereka sendiri.
Ketidakcocokan pandangan ini merefleksikan keberagaman budaya serta beberapa nilai di berapa negara. Sementara jadi PNS barangkali jadi alternatif yang didambakan di banyak tempat, pada tempat lain, banyak personal yang cenderung memutuskan buat menguber karir di luar servis tunai4d khalayak. Hal ini pun merepresentasikan keutamaan menyadari budaya dan skema sosial waktu membicarakan prioritas tugas di berapa negara.